Saturday, January 31, 2015

Hidden Treasure..."Sate dan Gule Pak Slamet" PARE


Nama aslinya Depot Sate & Gule “ TENANG”, tapi Parenian (orang Pare) dan sekitarnya lebih mengenalnya dengan sebutan Depot Sate Pak Slamet
Iya, nama pemiliknya memang Pak Slamet. 

Lokasinya di Jl.Letjen Sutoyo No. 73 (beberapa orang masih menyebutnya dengan jalan Kandangan) Pare, Kediri Jawa Timur. Sekitar 200 meter ke arah timur dari  Kantor Polisi di perempatan jalan rayanya kota Pare. Nomer telpon lihat di photo sebelah...

Kalau bingung cari di google Maps deh, pasti ketemu. 





Nggak usah nyari sate ayam disini ya, nggak ada :)

Depot ini hanya untuk pecinta Sate dan Gule KAMBING.
Istimewanya apa sih?

Dari jaman Mbahku, trus orangtuaku, trus aku, terus berlanjut ke anak-anakku, kami semua penggemar tetap warung sate dan gule ini. For us, it is the best SATE in the world. 

Subyektif sih, tapi silakan dicoba dulu. Nih aku kasih photo-photonya, kalau nggak ngiler periksa dulu suhu tubuhnya, jangan-jangan sedang nggak sehat hehehehe....
















Kalau beruntung bisa ketemu sama Pak Slamet-nya. Orangnya ramah dan suka menyanyi (nembang tepatnya). Akhir pekan atau hari besar, biasanya disuguhkan live music band beraliran keroncong campursari di depan Depot ini. Nah, Pak Slamet suka nimbrung ikutan nyanyi disitu...seru.


The Band
Pak Slamet in Action
Udah ah nggak mau panjang-panjang jelasinnya...medingan langsung dicoba aja :)

Trust me, it’s worth a try...
Nyam...Nyam...Nyam...

Saturday, September 06, 2014

Perjalanan yang Mengubah (Tukang 'Pidi' Naik Haji)


Pada musim Haji 2013 lalu aku dapet kesempatan untuk menunaikan ibadah haji sekaligus liputan. Ini tugas dari kantorku, MetroTV.

Alhamdulillah...

Kenapa baru ditulis sekarang bukan karena males, tapi karena takut muncul unsur-unsur sombong dan hal-hal nggak baik lainnya kalau aku tulis pada saat baru pulang. Ketika efuforia di hati masih sangat menggebu. Harapannya sih setelah ada jeda waktu kejadian dengan waktu penulisan, aku akan lebih bisa menggambarkan perjalanan yang luar biasa itu secara lebih jernih. Emang segitunya banget? Iya...menurut aku. Jujur perjalanan ini mengubah banyak hal.

Beberapa bulan sebelum musim haji, aku dapat telpon dari kantor. Perintahnya, aku disuruh menyusun dan mempresentasikan rencana liputan haji. Berita yang mengagetkan sekaligus menggembirakan. Disaat orang Indonesia lainnya harus antri bertahun-tahun (11 tahun?) untuk dapat menunaikan ibadah ini, tiba-tiba aku mendapat kesempatan yang tak terduga. Memang masih belum pasti terpilih untuk berangkat karena masih harus diseleksi, tapi tetap suatu hal yang sangat aku syukuri. Bagaimana tidak, aku tahulah tentang kadar keimananku sendiri. Naik turun nggak jelas hehehe...Jadi turut diseleksi saja udah sesuatu banget. Selain itu aku adalah seorang TV Program Director/Sutradara Acara TV, bukan cameraperson ataupun reporter. Sementara tugasnya adalah Liputan Haji, jadi liputan sekaligus menunaikan ibadah haji. Untuk tugas ini aku akan bertindak sebagai cameraperson.

Selanjutnya, dihari yang ditentukan untuk presentasi, aku terkena diare yang hebat. 4 hari yang menguras perut. Lewatlah kesempatan untuk presentasi. Untungnya masih diberi kesempatan mengirimkan rencana liputan lewat email.

Sampai berbulan-bulan kemudian tidak ada kabar tentang seleksiku. Sepertinya tidak berhasil. Team-team yang mau berangkatpun sudah terbentuk dan tidak ada namaku disitu. Ya udah, sebuah pengalaman yang menakjubkan. Begitu kesimpulanku. Tak tahu aku bahwa akan ada pengalaman yang lebih besar artinya buat hidupku menanti di depan.

Menurutku waktu itu, mimpi naik haji tahun itu sudah lewat.Bapak menyarankan untuk mulai daftar tabungan haji, biar antriannya nggak tambah jauh. Aku dan istriku sepakat untuk niat menabung. Baru niat, belum mampu hehehe...

Tak disangka, dua mingguan sebelum jadwal kloter ke tanah suci berakhir, tiba-tiba dapat telpon dari kantor untuk mengumpulkan paspor besok pagi untuk diproses. Infonya, MetroTV mendapat 2 undangan dari Ministry of Culture and Information Kingdom of Saudi Arabia dan kantor menunjukku dan pak Khudori, pengelola web metrotvnews.com, untuk berangkat. Team yang unik hehehe...satunya dari website dan satunya program director...seru nih. Makanya ada yang iseng kasih julukan Tukang 'Pidi' Naik Haji :) (‘Pidi’ adalah lafal melayu untuk menyebut seorang PD/Program Director).

Sebagai gambaran, mendapat undangan dari pemerintah Arab Saudi untuk liputan haji serasa mendapat ijin all acces ketika liputan konser. Bisa ke backstage dan tahu kesibukan dibalik layar. Sebuah anugerah yang luar biasa.

Alhamdulillah, dari perjalanan tugas sekaligus ibadah ini, aku merasa Allah tunjukkan banyak hal yang luar biasa, beri pengalaman dan sesuatu yang sebelumnya cuma mimpi. Detailnya gak usah dipublikasikan lah, tapi kalau ada keluarga,sodara dan sahabat yang mau tau lengkapnya, insyaallah aku siap berbagi cerita. Satu hal yang pasti, perasaan dominan yang muncul adalah MALU luar biasa kepada Allah SWT. Kadang salah sangka dengan rencana-Nya yang pasti lebih tepat dibanding dengan apa yang kita inginkan. Yakin, Allah Maha Kuasa. Aku tinggal berdoa dan berusaha....

Untuk team Liputan Haji MetroTV 2014, selamat bertugas dan beribadah..Semoga Mabrur...Aamiin...

[Terima kasih yang sebesar-besarnya buat MetroTV khususnya buat seluruh Team Special Event Liputan Haji 2013, terima kasih untuk Boss saya yang baik hati Mas Bambang Hamid Sujatmoko (Mas Abenk) dan Bu Eva Julianti yang telah memberikan kepercayaan, Kennis ‘Niken’ Artha Dewinta dan Finy Auliany atas supportnya, Team Liputan Haji 2013 yang bertugas ke tanah suci (Pak Khudori, Mbak Asvin, Teh Nita, Mas Edi Ginting, Arief, Mas Eriawan, Aries Fadillah), temen2 Sekred MetroTV, Mbak Sri, temen2 Camstore, IT, Ali IT, team Editor, Redaksi, sahabat2 PD dan crew studio, sodara seperjalanan Fedly Averous Bey dan Mas Teguh Prihantoro SCTV,Kedutaan Arab Saudi Jakarta, Ministry of Culture and Information KSA dan semua rekan-rekan yang membantu dan mendoakan...maaf kalau tidak dapat menyebutkanya satu persatu...matur nuwun...thank you...semoga mendapat berkah dari dari Allah SWT]

[Tulisan ini sebagai apresiasi dan ungkapan terima kasih saya kepada MetroTV yang telah menggemblengku dan membentukku ke posisi saat ini...Terima kasih atas 10 tahun yang luar biasa...Semoga di masa yang akan datang ada kesempatan untuk bekerjasama lagi]

Friday, November 22, 2013

Travelling Keluarga (part 3)



The Gisan Atmodjos
 Day 2

Hari kedua targetnya gak muluk-muluk. Ngabisin waktu seharian di Universal Studios Singapura. Mainannya OK sih tapi sebenarnya Dufan juga sudah cukup OK untuk amusement park macam gini. Tapi dibanding Disneyland California sih...ya gitu deh. Tapi demi anak-anak kita seru-seruan aja. Hujan pula. Wedheh...bayi kami juga kena hujan dikit. Alhamdulillah nggak sakit setelahnya.


Musholla di USS (samping Galactica)
Sebelum berangkat dibilangin temen-temen kalau di USS susah nyari mushola. Agak bingung juga nih. Alhamdulillah ketemu mushola deket roller coaster Galactica. Perhatiin aja petanya, ada kok musholanya. Kecil sih, tapi bersih dan terawat.

Keluar USS udah sore, nyari makan yang ada nasi lemak lagi...nasi lemak lagi. Soalnya di foodcourt deket pintu masuk USS menunya yang halal terbatas. Kita nikmati aja. Tapi teh tariknya tetep mantep banget.

 Oh ya, kami ke Singapura pas Imlek, jadi agak sepi kemana-mana. Termasuk di USS antrian ke wahana-wahana jadi nggak terlalu panjang.

Balik ke hotel udah malam pake shuttle bus gratisan yang ngelewatin hotel kami.

Great. Jalan-jalan serunya sukses.

Siap-siap buat petualangan selanjutnya ke Legoland Malaysia. Yuuhuuuuu....

Day 3

Menyeberang perbatasan
Diskusi tentang transportasi yang akan dipakai besok menjadi menu setiap balik ke hotel. Udah nanya-nanya jalur bis untuk membawa kami ke Legoland Malaysia, akhirnya diputuskan nyewa minibus aja. Bawa 13 orang di rombongan melintasi 4 kantor imigrasi dalam satu hari akan menjadi tantangan banget kalau harus naik bis umum. 4 kantor imigrasi karena pagi keluar dari Singapura harus lewat 1 kantor Imigrasi Singapura dan masuk Malaysia harus berurusan dengan 1 kantor Imigrasi Malaysia. Sore balik lagi dari Malaysia ke Singapura akan menjalani proses serupa. Lancar urusan melintasi perbatasan, asal bawa paspor dan ngantri aja.

Oh ya, minibus yang kami sewa adalah hasil kontak dengan Abang Zahid lagi. Ketika tidak menemukan cara mudah dengan menggunakan bis umum ke Legoland Malaysia, teringat tawaran Abang Zahid ketika nganter kami dari bandara ke hotel. Dia bilang minibusnya bisa disewa untuk melintas ke Malaysia. 400 dollar Singapura seharian dan mau ngantar kemana aja. Gw akhirnya telpon dia. Sayangnya minibusnya udah booked. Untungnya dia bisa atur temennya untuk nggantiin. Namanya Abang Saat. Orang melayu Singapura. Bapaknya orang Solo. Sip lah...Perkenalan dengan Abang Zahid di awal kedatangan emang berguna.Di akhir perjalanan, minibus yang kami pake dari hotel ke bandara pun atas rekomendasi dia. Drivernya baik juga, mau ngasih city tour sambil jalan ke Changi.

Balik lagi ke cerita tentang imigrasi. Sorry banget harus cerita, Kantor Imigrasi Singapura beda sama Kantor Imigrasi Malaysia. Tahulah mana yang lebih rapi hehehe

Untung ada Abang Saat. Dia helpful banget ngasih tau prosedur ngelewatin perbatasan. Paling nggak kami udah tau jalur mana yang harus kami ambil dan apa yang harus kami lakukan. Menghemat waktu banget.
Setelah urusan Imigrasi, secara resmi kami sudah berada di Malaysia. Target tur 3 negara Family’s Tour kami tercapai. Indonesia-Singapura-Malaysia.

Jalanannya lebar-lebar. Indonesia harus belajar dari tetangga-tetangga ini nih. Lancar sampai Legoland. Tiket Legoland udah beli lewat Abang Saat. Dapet diskon lumayan. Yang harusnya 140 ringgit jadi 110 ringgit.


Kami di drop di Legoland. Seru banget di sini, karena kami sekeluarga penggemar permainan Lego. Anak-anak mainnya nggak berhenti-berhenti. Di Legoland nyari Musholla lebih gampang daripada di USS. Paling nggak ada 2 Musholla di dalam Legoland. Musholla-nya gede dan lumayan bersih. Dibilang lumayan karena sebenarnya lebih bersih yang di USS heheh






Keluar dari Legoland sudah sore. Abang Saat sudah menunggu di depan lokasi. Ditawarin ke mall untuk belanja souvenir tapi kami sudah kecapekan. Akhirnya diputusin ke kotanya Johor Bahru untuk makan malam.

City tour dulu di Johor Bahru sambil menuju ke tempat makan. Sama Abang Saat dibawa ke Bon Village. Kayak foodcourt gitu. Menunya macam-macam, dari makanan melayu, India sampai Chinnesse food. Cocok nih. Pilihannya bisa macam-macam. Enak pula. Disini ketemu pekerja-pekerja restoran ini yang ternyata beberapa diantaranya orang Cirebon dan orang Jawa.

Selesai makan kami balik ke Singapura. Melintas perbatasan lagi dengan melewati 2 kantor Imigrasi.
Sampai di Singapura udah jam 20 an. Harusnya kalu diitung secara tepat sewa minibusnya sudah habis waktunya. Tapi karena Abang Saat baik, dia mau nganterin kami ke tempat Singa Muntah, The Merlion di Merlion Park. Biasa, poto-poto. Biar kelihatan orang Indonesia asli. Belum afdol ke Singapura kalau belum foto dengan latar belakang Singa Muntah :)


Sampai hotel malam banget. Packing karena besokannya harus pulang ke Jakarta.

Day 4

Penerbangan ke Jakarta siang. Jadi masih ada waktu untuk beli souvenir di Lucky Plaza. Gw nitip sama adikku aja. Abis sarapan mau santai aja di hotel sama anak-anak.

Siangnya dengan diantar teman Abang Zahid jalanlah kita ke bandara. Dia ajak keliling dulu ngelewatin Mustafa dan tempat orang Indonesia biasa berkumpul.

Sampai Jakarta sore.

Alhamdulillah semua lancar. Ada hikmahnya jalan-jalan seru tanpa agen travel. Kami jadi tambah kompak. Semua dipikirin bareng. Semua dijalanin bareng.


Menantikan Family’s Values Tour episode-episode selanjutnya :)