
Ingat film Terminator? Tokoh utamanya diperankan Arnold Schwarzenegger. Dia menjadi robot yang dari masa depan yang dikirim ke masa sekarang. Atau Robocop, Universal Soldiers, Solo atau untuk anda yang besar di jaman TVRI masih jadi satu-satunya tv di Indonesia pasti ingat The Six Millions Dollar Man dan Bionic Woman. Ada persamaan diantara tokoh-tokoh film tersebut. Sebagian Manusia dan sebagian Robot dengan proporsi yang berbeda-beda. Bisa juga disebut Cyborg atau cybernetic organism (wikipedia-pen). Perpaduan mesin dengan tubuh atau perasaan manusia. The Six Million Dollarman banyak unsur manusia sedangkan Terminator lebih dominan unsur robotnya. Yang pasti mereka menjadi ‘super’ diantara manusia biasa di sekelilingnya. Bisa lari lebih cepat, tenaga yang lebih kuat dan kelebihan lainnya.
Mengutip pernyataan dosen saya, Dr. Rod Giblett, manusia secara disadari atau tidak sedang mengarah menjadi Human Cyborg. Manusia setengah robot. Manusia yang mempunyai kemampuan ‘super’. Bisa jadi kita sudah pada kategori ini. Manusia beraktifitas sehari-hari dengan bantuan yang luar biasa dari teknologi. Bisa bergerak lebih cepat (dengan mobil, kereta, pesawat dll), bertenaga lebih kuat (dengan eskavator, traktor dll), bisa berkomunikasi jarak jauh dengan mudah (dengan telepon, handphone, internet dll). Semuanya dengan bantuan teknologi yang semakin lama membuat kita sangat tergantung dengannya.
Bayangkan kalau tidak ada alat transportasi, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak Jakarta-Surabaya. Atau bagaimana kelimpungannya kita ketika keluar rumah tidak bawa handphone (atau blackberry). Apa harus belajar telepati kayak jaman dulu? :)
Tapi sering kali perkembangan teknologi yang pesat ini kurang diimbangi dengan penyesuaian budaya kita. Sebagai contoh, sering kita lihat orang naik motor atau bahkan mobil menerobos lampu merah. Mungkin ini disebabkan taraf budaya kita sebenarnya masih dalam fase ‘jalan kaki’ (seperti jaman dulu yang tidak perlu pengaturan dengan lampu lalu lintas), sementara dengan kecepatan dan kekuatan motor sekarang penerobosan lampu merah bisa berakibat fatal buat diri pengendara atau orang di sekitarnya. Budayanya nggak ngejar teknologinya.
Banyak hal-hal lain yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan contoh di atas (kurangnya penyesuaian budaya atas perkembangan jaman-pen). Misalnya, udah tahu kalu buang sampah di selokan itu bisa bikin alirannya mampet dan bisa mengakibatkan banjir, tetapi manusia toh tetep buang sampah di selokan. Udah tahu kalau banyak pohon itu akan membuat udara menjadi sejuk tetapi kenapa penanaman pohon tidak menjadi bagian yang terintegrasi dengan pembanguan perkotaan? Atau penggunaan Styrofoam untuk tempat makanan secara masiv di Indonesia tanpa adanya informasi bahwa barang-arang yang terbuat dari Styrofoam tidak akan hancur sampai ratusan tahun. Kita cenderung tergantung dengan hasil produksi teknologi baru tanpa tahu akibatnya.
Manusia yang lahir di ‘surga dunia’ kayak Indonesia ini nggak akan sadar bahwa gak ada tempat didunia ini yang seindah dan sesubur Indonesia. Lihat aja Australia. Tanah seluas itu yang subur cuma di bagian pinggir aja. Ke tengah udah gurun. Atau Singapura, pembangunan dan penghijauan berjalan bersama tapi tetep aja tanahnya cuma segitu. Kalaupun bisa diperluas dengan pengurugan lautnya pasti akan menimbulkan masalah dengan negara tetangganya.
Kata Counting Crows dalam Big Yellow Taxi, “That you don't know what you got till it's gone…They paved paradise and put up a parking lot.”
Pada akhirnya, kita toh tetep manusia yang terdiri dari daging dan darah yang membutuhkan makanan, air sehat, udara bersih dll. Kita bukan robot yang bisa di-charge dicolokan ke listrik.
Teknologi penting tapi pemenuhan kebutuhan dasar manusia tetap lebih penting. Jangan sampai unsur ‘Robot’ kita lebih dominan daripada sisi ke-‘Manusia’-an kita.
Jadilah ‘Human Cyborg’ yang bertanggung jawab. :)
1 comment:
Wuhuu...
Liat Wall-E, sekarang manusia udah ke arah itu.
Bawa BIG GULP ke mana-mana, gak gerak di depan komputer aja, ruangan-ruangan yang bergerak sendiri (analogi naik mobil disetirin)
Post a Comment